Rumah minimalis adalah sebuah gaya arsitektur
bangunan yang tengah menjadi tren di metropolitan. Karya arsitektur bangunan,
termasuk desain rumah minimalis, merupakan
pilihan-pilihan terhadap bentuk arsitektur sebagai akibat budaya. Bukan sekadar
latah ikut-ikutan tren.
MINIMALIS
adalah pola berpikir, bekerja, dan suatu cara hidup. Sebuah cara pandang baru
dalam melihat desain sebagai refleksi cara hidup masyarakat urban yang serba
praktis, ringan, efisien, dan penuh kesederhanaan.
Rumah minimalis pun hadir dengan karakter lebih
jelas (bentuk dan ruang geometris, sederhana), lebih baik (kokoh), dan lebih
kuat dengan ruang- ruang yang kosong (sedikit ornamen dan perabotan).
Prinsipnya semakin sederhana, maka kualitas desain, ruang yang ada, dan
penyelesaian bidang struktur harus semakin lebih baik. John Pawson yang
dianggap sebagai guru “minimalisme” menghadirkan desain rumah yang minim garis,
suasana yang hening dan indah.
Namun
perlu dicatat terlalu minimalis akan menjadi steril, tunggal rupa, dan
cenderung membosankan. Untuk itu perlu dipahami bersama bagaimana pengembangan
dasar rumah minimalis dalam konteks
budaya masyarakat urban kita.
Apakah
bentuk minimal selalu kotak sederhana atau ada bentuk lain?
Bentuk
rumah minimalis tidak selalu harus
kotak sederhana, tetapi juga dapat berbentuk platonik geometri menjadi bagian
dari lanskap yang “tiba-tiba” muncul ke atas. Namun, jika rumah tersebut memang
hanya diperlukan bentuk kotak, maka bentuk kotak merupakan hasil dari suatu
proses kebutuhan fungsi, bukan karena pemaksaan ataupun latah mengikuti tren.
Minimum
is ultimate ornament. Minimum menjadi tujuan sekaligus ornamen itu sendiri yang
sederhana dan murni (simple and pure). Garis-garis lurus, bidang-bidang datar
yang mulus, terkadang kasar, dan pertemuan bidang yang serba siku tegak lurus.
Blocking massa, material, pencahayaan, pengulangan, sirkulasi ringkas,
optimalisasi multifungsi ruang dan berurut.
Apakah
jenis bahan material yang digunakan harus sesedikit mungkin?
Pemakaian
beragam bahan material seperti kayu, batu bata, batu kali, kaca, beton ekspos,
atau baja juga dapat tampil murni. Ekspos dominasi bahan material tertentu akan
menghasilkan efek yang berbeda-beda. Desain dan perhitungan struktur yang
detail dapat menghemat pemakaian bahan material dengan hasil bangunan tetap
optimal.
Penyelesaian
mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon,
hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan secara konsisten. Rangka (beton,
baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata,
hebel, batako), pintu dan jendela (kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu,
fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer,
parquet), plafon (tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos
rangka atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja).
Penggunaan
warna-warna cerah (merah, oranye, kuning) pada beberapa bidang ekspos akan
memperkuat aksen rumah minimalis dan
menjadikannya titik pusat perhatian lingkungan.
APAKAH
arsitektur rumah minimalis itu murah karena pemakaian kata minimal?
Apakah
membangun rumah minimalis itu harus
mahal? Bagi pasangan muda atau eksekutif muda yang mendambakan rumah minimalis sebagai bagian simbol kehidupan
metropolis, keterbatasan dana jelas menjadi kendala utama.
Rumah minimalis menekankan bentuk desain yang
lugas, polos, sederhana, tidak rumit, kompak, dan efisiensi ruang. Mahal murah
suatu bangunan sangat ditentukan oleh pemakaian bahan material yang digunakan
dari desain yang diusulkan. Adapun biaya struktur bangunan rumah umumnya
memakai harga standar pasaran. Penyelesaian pekerjaan yang rapi dan penuh kehati-hatian
menuntut tenaga tukang yang terampil, jeli, dan berpengalaman sehingga membuat
biaya tukang di atas harga pasaran.
Kesan
minimalis juga tampil pada sikap arsitek, atas persetujuan klien sebagai calon
penghuni rumah, untuk “sukarela” mereduksi berbagai kebutuhan yang tidak
penting. Hanya bagian esensial fungsi rumah saja yang tetap dipertahankan
sehingga jika rumah tersebut berkesan minimalis, itu hanyalah merupakan hasil
dari sebuah proses. Bukan tujuan akhir. Keindahan rumah minimalis secara optimal terjadi dari kemurnian fungsi itu
sendiri.
Apakah
rumah minimalis nyaman untuk ditempati?
Rumah minimalis jelas akan terasa nyaman untuk
ditinggali bagi masyarakat urban yang serba praktis, fungsional, ringan, hemat,
dan efisien, karena minimalis adalah pengejawantahan gaya hidup mereka, sesuai
dengan kebutuhan fungsi mereka. Simbol gaya hidup metropolis. Sebuah cara hidup
sederhana secara total.
Perabotan
rumah mengikuti bentuk dasar geometris bangunan, efisien, dan fungsional saja.
Penataan cahaya lampu yang cermat dan berseni (lampu sorot, lampu tanam, lampu
gantung, lampu taman) membuat rumah minimalis tampak lebih artistik di malam
hari.
Rumah minimalis akan terus berkembang seiring
dengan kreativitas arsitek, inovasi desain, dan ditunjang kecanggihan
teknologi, membuat penampilan rumah minimalis akan selalu hadir dengan terobosan- terobosan baru yang segar,
detail yang makin sempurna, dan harga yang semakin terjangkau. Kehadiran rumah minimalis justru menjadi media
komunikasi antara arsitektur dan lanskap dengan bentuk kekontrasannya antara
alam dan sesuatu buatan manusia (budaya).
Penataan
taman bergaya minimalis akan memberikan “roh” kelembutan terhadap kekakuan
bentuk bangunan, kekerasan bahan material, dan keselarasan hidup dengan
lingkungan teduh sekitar. Kehadiran pepohonan yang rindang, halaman berumput,
dan tanaman teduh lainnya memberikan suasana segar dan hidup untuk mengisi
“kehampaan” rumah minimalis.
Pada akhirnya nilai keindahan rumah minimalis tidak lagi mengandalkan
ornamen dan obyek artifisial, tetapi lebih bermakna kepada sebuah kejujuran
bentuk, fungsi, dan penjiwaan ruang yang diciptakan. Maka tak heran jika
kemudian rumah minimalis menjadi pilihan masyarakat urban yang
merindukan kejujuran, kesederhanaan, dan kepolosannya.